Selasa, 07 Juni 2011

MASA NIFAS

Masa nifas (puerperium) dimulai stelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.

Tujuan Asuahan Masa Nifas :
  1. menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
  2. melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
  3. memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemeberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
  4. memberikan pelayanan keluarga berencana.

Asuahan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Untuk mencegah timbulnya komplikasi pada masa nifas utamanya dengan ruptur perineum sehingga sumber infeksi atau komplikasi lainnya dapat dicegah dengan peningkatan mutu pelayanan antara lain perawatan perineum secara kontinyu. (Saifuddin.A.B. 2002).
     Di Indonesia, Departemen kesehatan menargetkan pengurangan angka kematian ibu dari 26,9% menjadi 26% /1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi berkurang dari 248 menjadi 206/100.000 kelahiran yang dicapai pada tahun 2009. 

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
a.         Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)
1)        Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2)        Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan lanjut.
3)        Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena antonia uteri.
4)        Pemberiaan ASI awal
5)        Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6)        Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
b.        Kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan)
1)        Memastikan involusio uterus berjalan normal: uterus berkontrasi fundus di bawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
2)        Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
3)        Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
4)        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5)        Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehat.
c.         Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan) sama dengan kunjungan hari ke 2 setelah persalinan.
d.        Kunjungan keempat (6 minggu setelah persalinan)
1)         Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami dan bayinya.
2)         Konseling untuk KB secara dini. (Saifuddin.A.B. 2002).

Periode Masa Nifas
Masa nifas terbagi 3 periode :  
a.         Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b.        Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 - 8 minggu.
c.         Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau wktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanna atau tahunan. (Mochtar.R, 1998).

Perawatan masa nifas
a.         Kebersihan diri
Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, kemudian mengajarkan cara membersihkan daerah di sekitar vulva dengan sabun dan air. yaitu dimulai dari depan ke belakang,baru kemudian membersihkan derah sekitar anus,
sediakan pembalut dan pakaian yang bersih, sarankan kepada ibu untuk menghidari daerah luka. (Sarwono. 2002).
b.        Mobilisasi
Karena setelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan. (Mochtar.R.1998).
c.         Diet
Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, mengandung cukup protein, cairan serta banyak buah-buahan karena wanita tersebut mengalami hemokonsentrasi. (Sarwono.2007)
d.        Miksi
Hendaknyakencing dapat dilakukan secepatnya. Kadang wanita mengalami sulit kencing. Karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi spingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknnya dilakukan kateterisasi.
e.         Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans peroral/perektal. Jika masih belum bisa lakukan klisma. 
f.         Perawatan payudara (mammae)
Dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras, dan tidak kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara : pembalutan mammae sampai tertekan dan pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya. (Mochtar.R.1998).

 OLEH :  Abdul Rahman Kasim
Sumber : 
  1. Saifuddin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP. Jakarta.
  2. Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Fisologi.dan Patologi. EGC, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar